Karya Siswa MTsN Padang Panjang
Fatiha Sajda
Kelas IX E
Adzan Asar sudah mulai terdengar. Setiap orang mulai meninggalkan kesibukannya. Anak sekolah terlihat berebutan ke luar dari gerbang sekolah. Kadang satpam juga usil. Saat bel pulang berbunyi, satpam itu masih menutup gerbang sekolah. Sehingga anak-anak berebutan mengantre di depan gerbang itu.
Ada juga yang tidak sabar untuk langsung pulang, mereka memanjat pagar gerbang sekolah. Ketika mereka berada tepat di atas gerbang, saat itulah satpam beraksi. Satpam mendorong gerbang, sehingga beberapa di antara mereka ada yang melompat, menjerit, ada juga yang histeris ketakutan. Lucu juga melihatnya.
Di tengah ratusan siswa yang berbondong-bondong keluar sekolah, terlihat salah seorang siswi yang sedang berjalan menuju halte di depan sekolah. Sesampainya di halte, siswi tersebut duduk dengan posisi kaki yang digoyang dan raut wajahnya terlihat cemas. matanya menyipit. Peluh terlihat keluar bercucuran dari keningnya yang berkerut.
Tak lama kemudian terlihat angkot berwarna kuning. Siswi itu langsung berdiri dan sedikit menunjuk dengan tangan kanan sebagai tanda kalau ia menyetop angkot itu. Mau naik angkot tersebut.
“Jalan Mas Syahid, ya Dek..?” tanya sopir angkot yang sering dinaikinya.
“ iya Pak..” jawab siswi itu sambil menganggukkan kepalanya.
Tepat di perempatan jalan, terlihat seorang pria dengan gaya yang semrawut memberhentikan angkot. “ Geser.. geser.. geser...!” katanya kepada penumpang dibangku enam. Di dalam angkot, pria tersebut membuat kerusuhan. Iya mengacak-acak rambut nenek tua yang duduk di sampingnya.
Nenek tua itu merasa tidak nyaman. “ kiri..!” katanya sambil memberi uang dua ribu kepada sopir angkot.
Sekarang pria itu duduk di samping siswi yang mulai ketakutan itu. Setelah lama duduk di sebelah pria itu dengan rasa takut, akhirnya pria itu berhenti di Jl. Kasturi Indah.
“ Kiri Pak..!” kata siswi itu setelah sampai di Jl. Mas Syahid.
“ Ngak ada uang kecil, Nak?” Tanya sopir angkot itu.
“Maaf Pak, cuman ini uang saya Pak,” kata siswi itu. “ Ya udah, ngak usah bayar aja dulu Nak, nanti Kamu masukin aja kekotak amal.” Kata supir angkot dengan wajah ikhlas. “ Baik Pak, makasih ya Pak..” ucap siswi itu.
Terlihat siswi itu terus berjalan lurus dari gang Jl. Mas Syahid, dan berhenti pada sebuah rumah berwarna hijau di sebelah kirinya. Siswi itu memasuki rumah hijau yang merupakan rumah tempat tinggalnya.
“ Assalamualaikum...” kata siswi itu sambil membuka pintu rumah.
“ waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh, udah pulang anak mama ya..” jawab mamanya sambil menhampirinya.
“ Udah ma..” jawab siswi itu dengan singkat.
Matahari terlihat sudah terbenam. Bulan mulai menamppak sinarnya. Siswi itu berjalan meuju kamarnya. Terhitung beberapa detik dalam kamar, terasa goyangan yang mengayunkan rumahnya.
“ Ya Allah, ada apa ini?” gumam siswi itu yang terlihat sangat cemas. Mukanya mulai memerah, keringat bercucuran keluar terlihat dari wajahnya, tangan dan kakinya mulai terasa dingin.
Selang beberapa detik terdengar teriakan warga sambil berlari yang menimbulkan kerusuhan. “ Ya Allah...” Teriakan sebagian warga sedangkan sebagian lagi berteriak “ Lari...”
Kondisi ini mebuat siswi tersebut semakin cemas akhirnya iya pun ikut lari keluar rumah bersama ayah, ibu, dan adik-adiknya. Alangkah terkejutnya iya saat keluar rumah melihat langit biasanya pada malam hari gelap sekarang berubah menjadi merah yang didominasi dengan warna orange.
Saat itu siswi itu mencoba melihat ke langit apa yang sebenarnya terjadi.
“ Ya Allah.. Astaghfirullah haladzim.. lahaula walaquwwata.. bulan ada dua....” teriak siswi itu dengan suara yang lantang.
Karena mendengar teriakan siswi itu semua orang dibuat semakin cemas dan berlarian. Dari sudut kiri terdengar suara seorang pria yang mengatakan “ apakah ini tanda kiamat Ya Allah..?”
Perkataan pria itu sembuat semua orang semakin cemas dan ketakutan, termasuk siswi itu. Selang beberapa detik, terdengarlah suara gemuruh yang menggelegar dan menakutkan.
"Buaaarrrr!!!!" Tanah terlihat mulai retak dan bergerak berlahan. Semua orang semakin ketakutan dan mereka saling berpegangan satu sama lain. Termasuk siswi itu terlihat sangat takut. wajahnya pucat dan bibir menghijau. Ia memeluk mamanya dengan erat sambil menutup mata agar ia tidak melihat fenomena mengerikan yang akan terjadi.
Begitupun mamanya memeluk siswi itu dan anaknya yang lain dengan erat. Sambil istighfar dan menutup mata.
“ Ya Allah kalau memang ini adalah hari akhir yang engkau maksud, tolong selamatkan aku dan keluargaku Ya Allah..” kata siswi itu untuk terakhir kalinya.
Tak lama kemudian siswi itu terbangun dari tidurnya, ia langsung duduk dan melihat jam dinidng yang menunjukkan pukul 03.00 WIB.
“ Astaghfirullah haladzim.. ternya ini mimpi,” kata siswi itu dengan lega.
Mengetahui kalau ia sedang mimpi buruk, siswi itu langsung beristighfar dan dengan segera ia melaksanakan shalat Tahajjud dan witir sesuai ajaran guru Bahasa Indonesianya di MTsN. Ia ingin memohon ampun kepada Allah, Tuhan semesta alam yang Maha Pengasih Maha Penyayang dan Penerima tobat hambanya. (edit seadanya by Yusriana,S.Pd)
Tugas Bahasa Indonesia
0 Komentar